Friday, December 9, 2016

[Review] Bravura Glycolic Acid 10%

Hellaww..apa kabar blogku tercinta? sudah berapa kg debu2 yang nyangkut di sini?. Yup, udah agak lamaan gak ngeluangin waktu nulis di sini. Sebenernya di kepala ada banyak materi yang kepengen ditulis, tapi apa daya, kesibukan syuting dan jadwal press conference menyita jiwa dan raga.

Biasalah kalo gak punya waktu me time, benang merahnya ke gak punya waktu untuk merawat diri. Mbuh itu mau facial, pijat atau spa. Ngomong-ngomong tentang facial, saya udah waktunya niy untuk facial, ntar coba aku jadwalin deh nitipin krucils ke komandan peleton, biar ratu lebah punya waktu untuk mermak wajah yang ayu ini.

Salah satu ritual perawatan wajah yang harus saya lakukan adalah pengangkatan sel kulit mati. Penting bu-wa-nget lah, secara kalo sel kulit mati numpuk di wajah dan enggak dihempaskan, bisa mengganggu kinerja krim kecantikan yang kita gunakan dan berakibat penumpukan kotoran yg bisa memicu jerewi. Apalagi kalo doyan pake make up, wuuuu....setidaknya lakukan face scrub seminggu sekali. 
credit: 123rf.com
Ritual pengangkatan sel kulit mati bisa dengan menggunakan face scrub atau peeling. Saya hari ini gak akan ngomongin face scrub tapi mau ngomongin tentang peeling wajah sendiri di rumah. Di rumah?! YOI!. Sekarang bisa kok melakukan face peeling sendiri layaknya seperti di klinik kecantikan. 
Add caption

Bravura brand asal London menawarkan kemudahan untuk melakukan face peeling. Ada 3 varian dari Bravura, yaitu Bravura Glycolic Acid 10%, Salicylic Acid 2%, dan Lactic Acid 10%. Kali ini saya mau review yang Glycolic Acid 10%, karena memang itu yang saya beli untuk kebutuhan kulit saya.

Why Glycolic cid 10%?. Kulit kamu ada flek hiperpigmentasi, rusak akibat paparan sinar matahari, bekas jerawat maupun breakout akibat jerawat?. Nah ya sama. Kulit wajah saya punya masalah dengan yang namanya bekas jerawat dan flek!!. Ouch!, kebiasaan terlalu lama beraktivitas di bawah sinar matahari dan kecenderungan gak cocok menggunakan brand make up tertentu bikin kulit wajah saya mengalami hiperpigmentasi dan jerewi. Pernah baca dan konsultasi dengan dokter kecantikan waktu itu, memang chemical peeling setidaknya membantu untuk menipiskan dan menyamarkan walaupun tidak bisa menghilangkan 100% bekas jerawat apalagi hiperpigmentasi.

Yah bolehlah yab dicoba, setidaknya saya mau berikhtiar daripada cuma dibengongin dan diratapi wajah belang belonteng ini.
Keterangan pada bagian belakang botol


Bravura Glycolic Acid 10% ini ukurannya 30ml, bisa dibeli melalui website atau kalo ada temen yang ke London bisa nitip. Saya waktu itu nitip beli. Memang agak lama berhubung temannya teman saya juga kan posisi liburan bersenang2 dengan keluarga. 

Kemasan dari Bravura ini botol kaca dengan pipet sebagai penutup dan sekaligus sebagai penakarnya. Jadi gak perlu dituang ke wadah kalo dipake, kadang jadi mubazir kalo nuangnya kebanyakan. Cara memakainya cukup dipipet isi dari Bravura ke wadah. Jangan menggunakan wadah dari logam ya. Kemudian oleskan cairan peeling ini ke wajah yang sudah bersih menggunakan kuas masker. Aroma dari cairan peeling ini huweenaaakkk sekali. Seger banget!. Ternyata diinfused dengan lavender water. Wah, asli deh aromanya bikin menenangkan, bisa digunakan sebagai aromatherapy, tapi bukan untuk ruangan ya, beda fungsi. saat dioleskan ke wajah pun wanginya masih bisa kehirup. Best partnya yang gak kalah penting adalah No Animal Testing, cause i against it!.

Ow iya, layaknya chemical peeling di klinik kecantikan. Sensasi clekit-clekit seperti digigit semut sekeranjang juga bisa dirasakan. Bedanya mungkin karena ini 10% jadi gak begitu mengganggu lah ya. Masih bisa ditahan, kalo gak nahan juga bisa dikipas2in untuk mengurangi rasa gak nyamannya. Setelah sekitar 10-15 menit, bisa dibilas dengan air biasa kok. Saya membilasnya dengan air dingin.

Hasilnya?? uwaaahhh..baru sekali pemakaian saya cukup puas dan bisa dibilang over puas. Saya ngerasa kulit wajah saya terasa seger banget. Keesokan harinya dan hari-hari berikutnya, setiap saya menggunakan krim yang saya gunakan, saya bisa merasakan kulit saya terasa siyutt! halus. Ya iyalah namanya juga digerus tuh sel-sel kulit mati. Yang bersisa adalah kulit wajah yang bersih dan siap meregenerasi sel kulit baru.

Menurut aturan di website yang saya baca siy Bravura ini bisa digunakan seminggu lebih dari sekali dan juga bisa dikombinasikan dengan Bravura jenis lainnya seperti yang Lactic Acid atau Salicylic Acid. Tapi gak bisa dicampur ya. Contoh pemakaiannya, misal hari senin pake yang Salicylic Acid nah hari rabunya bisa pake yang Glycolic Acid. Jangan dicampur, takutnya modarr.

Anyway, saya siy gak menggunakan Bravura ini lebih dari seminggu. Kulit kan butuh waktu juga untuk meregenerasi sel-sel kulit yang baru. Jadi kalo digerus terus-terusan kan sayang. Taunya itu sel kulit yang fresh udah numbuh eh digerus lagi. Jadi, saya siy menggunakan Bravura ini sebulan sekali wkwkwkw. Why? yahhh...berhubung saya juga punya face scrub, jadi saya menggunakannya selang seling lah. Minggu pertama di awal bulan saya menggunakan Bravura. Nah minggu berikutnya, cukup menggunakan face scrub ajah, sayang ah kalo pake chemical peeling per minggu. Walopun jatuhnya lebih hemat kalo kita peeling sendiri dengan Bravura ketimbang pigi ke klinik kecantikan.

So, bakal saya beli lagi gak? iyaaaa...wajib...dulu jaman masih gadis, saya rutin banget facial dan peeling di klinik kecantikan, sejak ada krucils yang hobinya ndempel mulu ke emaknya, apa daya hayati jadi susah untuk nongkrong syantik sama mbak2 therapist, hiks. Bravura ini bisa menjadi alternatif pengganti yang pas. Harganya yaaa..berhubung saya nitip temen, jatuhnya lebih murah ketimbang beli di website, sekitar 260rb. Kalo di website jatuhnya 350ribuan gitu deh.

Tertarik untuk nyobain?




Read More

Tuesday, November 15, 2016

[Review Sariayu] : Solusi Organic Foundation Porcelain, Solusi Organic Two Way Foundation Natural Beige, Mascara Papua

courtesy of vectorstock.com

Beberapa bulan yang lalu, saya mengalami jerawat yang parah. Gak biasanya saya berjerewi separah ini setelah saya lulus kuliah. Banyak jerewi bermunculan terutama di pinggir-pinggir muka, seperti di pipi kanan kiri dekat telinga dan dekat dagu. Pokoknya area pinggir deh. Saya sempat berkonsultasi ke dokter di klinik kecantikan tempat teman saya praktek, sampai mengira apakah saya menggunakan hijab? karena jerewinya malah suka nongkong di area tempat tertutup hijab. Setelah berkonsultasi akhirnya saya mengganti beberapa produk skin care saya termasuk make up. 

Pola makan juga harus saya ubah. Saya sadar waktu itu lagi demen-demennya makan yang digoreng-goreng dan berlemak. Hadehhh...memang makanan berlemak itu bikin nagih. Selain rasanya yang gurih jadi bikin nambah terus. Sokelah, program diet saya mulai berjalan kembali.

Oh iya, saya baru sadar memang akhir-akhir ini (waktu itu ya), sering pake make up berat. Mulai dari BB cream sampek harus contour. Dan itu berjam-jam. Bisa jadi ini trigger jerewi malah baris berbaris di muka saya. So, saya mengganti bedak, foundation dan juga mengurangi intensitas bermake up. Sebaiknya siy memang jangan lebih dari 4 jam memakai make up. Karena foundation dan bedak berpotensi menutup pori-pori kulit, penyebab komedo dan juga jerawat. Kalo memang dirasa gak terlalu perlu make up an komplit, ya udah pake lipstik, bedak tabur, blush on aja. Oops..jangan lupa alisnya dibentuk xixixi.

Oke, berikut adalah beberapa make up yang sudah saya ganti mengingat saat itu saya berjerawat parahnya ampun-ampun.

Rangkaian Solusi Organic 


  • Solusi Organic Foundation Shade Porcelain
Cover depan

Again i support no animal testing cosmetics



Sebelum saya berjerawat saya selalu memakai BB cream kemudian ditimpa dengan bedak padat. Akhirnya selama proses penyembuhan jerawat saya menggunakan Sariayu Solusi Organic Foundation yang shade Porcelain. Dinamakan solusi organic karena mengandung grape seed dan licorice extract. Bagus buat yang punya kulit sensitif. Sebenernya kulit saya bukan tipikal sensitif, cuma yahhh...apa salahnya menggunakan produk yang berbahan dasar organik lah yiaaww. Mana tau mempercepat penghilangan jerewi ini. Karena meskipun saat itu saya berjerewi, tapi juga gak mau keluar rumah mbladus tanpa make up. 

Botolnya terbuat dari kaca dan terdapat pump yang bisa di lock kalau diputer. Jadi aman gak bakal gejret tumpah kalo ditaruh di pouch make up atau dibuat mainan sama anak-anak niy. Puwenting buat the emaks seperti saya. Sudah termasuk uv protector untuk melindungi kulit dari sinar matahari. Ukurannya 50 ml, saya rasa cukuplah untuk bertahan beberapa bulan ke depan. Apalagi seperti saya yang jarang pake foundie.

So far, foundation ini saya suka banget karena hasil akhirnya halus dan mampu menutup noda di wajah serta meratakan warna kulit. Seperti foundie lainnya, pastilah terasa berat di wajah. Makanya saya menggunakan foundie cuma untuk acara tertentu saja. Kalo cuma pigi ke mini market depan rumah sepertinya gak usah dendong heboh juga.
  • Sariayu Solusi Organic Two Way Foundation Shade Natural Beige
Rasanya gak afdol kalo beli foundie tanpa bedak padat pasangannya. Tadinya saya mau mengganti bedak saya dengan loose powder berdasarkan anjuran dokter kulit. Lagi-lagi saya tergoda untuk ngicipi produk organik *help. Lagipula masih agak ragu-ragu juga untuk beli loose powder. Rawan tumpah kalo dibawa kemana-mana.




Seperti pada gambar di atas. Kemasan dari bedak ini hampir sama seperti bedak padat pada umumnya. Berwarna hijau dan jika dibuka terdapat spons bedak bawaan dan juga cermin. Bedaknya sendiripun terdapat emboss tulisan solusi. Berat dari bedak ini 13 gram. Untuk shadenya saya memilih warna natural beige, gak samaan dengan warna foundienya. Karena pernah saya tes lha kok jatuhnya terlalu putih di kulit saya. 

Sudah 2 bulan lebih saya menggunakan bedak ini, rasanya biasa aja. Kayak pake bedak pada umumnya. Kabar baiknya memang jerewi saya gak ikutan bandel. Pelan-pelan menghilang dan bedak ini gak memperparah dengan ngajak2 jerewi untuk muncul di tempat lain. Intinya bedak ini mendukung penyembuhan jerewi di kulit saya. 

Repurchase? mmmm...kayaknya enggak deh, masih tertarik dengan produk lain.

  • Mascara Papua
Packagingnya cute

Bulu sikat mascara

Oke untuk review mascara Papua ini mungkin agak sedikit tidak mengenakkan. Tidak bermaksud untuk menghujat dan menjelek-jelekkan produk lokal dalam negeri kita. Tapi saya berusaha untuk memberikan honest review. 

Maskara maybelline saya yang sebelumnya sebenernya masih ada walopun tinggal sedikit. Tapi karena sudah kadaluarsa ya harus saya hempas manjiyahh. Lalu saya memberikan kesempatan untuk produk lokal menghiasi bulu mata saya. Oke, pilihan saya tetep jatuh ke Sariayu Papua trend warna 2015. Kemasannya yang lucu ini bikin emeshhh. Dominan warna biru dengan motif burung Cendrawasih, burung khas Papua. Bentuk bulu sikatnya melengkung (bisa dilihat pada gambar), untuk memudahkan pengaplikasian. Fungsinya untuk melentikkan bulu mata. Untuk beratnya sendiri 6,5gram. 

Antara kemasan dengan kemampuannya di luar yang saya bayangkan. Begitu saya buka maskaranya ternyata sudah ada gumpalan di bagian pangkal sikat. Saat saya aplikasikan ke bulu mata, ada maskara yang tertinggal di bulu mata saya dan itu seperti menggumpal. Gak enak banget rasanya. Setiap saya mengeluarkan sikat dari kemasannya, selalu ada saja bagian yang menggumpal di ujung sikat. Jadi musti saya tolet-tolet dulu tuh gumpalannya ke botolnya. 

Bagaimana dengan kemampuan melentikkannya? Ya..bisa dibilang sokelah, walaupun gak se marvellous maskara Maybelline. Sejauh ini memang maskara Maybelline juaranya. Untuk urusan lentik, iya melentikkan tapi sepertinya kurang hebring aja gitu. saya masih terlihat kayak gak pake maskara. kalo ditajemin lagi ngeliatnya, iya saya maskaraan. Jadi saya musti pake bantuan penjepit bulu mata supaya keliatan tajem lentiknya.

Harga dari maskara ini juga udah lupita wkwkwkwk..sekitar 70ribu kali ya. Dan saya pun juga gak repurchase kayaknya. Masih syedih dan kecewa dengan gumpalan-gumpalan itu tadi. Mudah-mudahan untuk trend warna selanjutnya, Sariayu bisa melaunching produk maskara yang lebih keren lagi.

Sengaja saya tidak memakai eyeshadow atau eyeliner supaya lebih fokus ke bulu mata yang sudah saya pakein Maskara Papua

















Read More

Wednesday, October 26, 2016

Saat Mereka Menceritakan Penglihatannya



Sekarang hari kamis kan ya?. Sekali-kali nulis yang laen ah. Kangen nulis tentang di luar review produk. Libur dulu yaa..

Postingan kali ini saya mau berbagi cerita. Kalo dibilang serem, mmmm...gak juga. Kalo dibilang lucu yo gak juga seh. Ini pengalaman saya pribadi beberapa waktu lalu dengan anak-anak saya. Gak bermaksud menjadikan blog cerita horor ya *walopun sepertinya saya ini blogger kehilangan arah.

  • Takut Di Parkiran Ma
Jadi tanggal 15 Oktober kemaren, tepatnya sehari sebelum pernikahan adek saya.Saya dan keluarga sedang menginap di Hotel Santika Premiere Surabaya. Lokasi dimana adek saya akan melangsungkan resepsi ngunduh mantu. Berhubung itu malem minggu, yaudin kita berencana malmingan aja deh di Grand City. Kebetulan deketan tuh.

Cuma ya gitu, tau sendiri lah ya kalo udah masuk malem minggu apalagi itu juga di jam2 wakuncar. Mau gak mau, suka gak suka kudu ngikut antrian cari parkir di mall Grand City. Kalo dibilang padet banget ya enggak juga siy cuma memang parkiran  udah full. Se full-full nya parkiran, pastinya masih banyak mobil yang juga cari lot parkir seperti kami waktu itu. Parkiran gedung juga gak gelap horor, terang banget malah.

Di tengah-tengah suami lagi sibuk mutar muter cari lot parkir di dalam gedung (yang terang itu), tiba-tiba si kakak yang lagi duduk di belakang nyeletuk.

"Ma, kakak takut"

"Takut apa?", jawab saya

"Kakak takut", sambil pandangannya mengarah ke depan

"Takut apa siy kak?"

"Ghost"

Lharrr!!. Seketika itu saya kaget. Si kakak ini sebenernya belum begitu menguasai banyak kosakata dalam bahasa indonesia. Mengingat dia sering nonton lagu anak-anak di youtube, jadi kosakata dalam bahasa inggrisnya jauh lebih banyak ketimbang bahasa indonesia.

"Sik..sik..apa kak?. Kakak takut apa?"

"Monster"

Nah lho berubah lagi niy kakak. Tadi bilangnya ghost sekarang monster. Oww..mungkin maksudnya itu dia takut sama sosok yang bagi dia menakutkan. Suami bilang kalo dia langsung merinding waktu kakak bilang monster. FYI, suami saya itu indigo. Punya kemampuan untuk melihat yang tak kasat mata. Hanya saja karena dia juga gocik dan penakut seperti saya, jadi kalo dirasa-rasa dia melihat sesuatu, dia berusaha untuk menolak. Kalo kemampuannya gak dilatih, ya gitu deh, kadang dia cm keliatan sekelebatan doank, gak bisa utuh. Kadang cuma merasa merinding disko diem-diem.

Saya siy gak merasa takut, karena suasana parkiran di dalam gedung waktu itu terang benderang dan juga ada beberapa orang yang baru keluar dari mall untuk menuju mobil tempat mereka parkir. Jadi yah saya santai saja. Sempat saya bertanya dimana monsternya. Tapi si kakak gak bisa jawab apalagi nunjuk. Dia masih belajar memahami pertanyaan dan bagaimana cara menjawab. Jadinya ya dia berkali-kali bilang "Ada monster".

  • Dadahhh..
Bete aja hari Sabtu minggu lalu gak bisa jalan-jalan ke luar kota, karena suami mendadak dapat perintah kerjaan. Dengan perasaan males sebenernya, ya udah kita semua sang rombongan sirkus ikut ke suami ke tempat kerja. 

Sesampai di tempat suami bekerja, suasananya waktu itu hujan gerimis romantis. Wenak niy buat tiduran di rumah sambil tarik selimut. Suami memutuskan untuk mengajak anak-anak masuk ke tempat kerja, sedangkan saya nunggu aja di mobil. Profesi suami berhubungan dengan kapal. Jadi tugasnya waktu itu adalah memindahkan kapal ke dermaga untuk lepas layar. Kru-kru yang lain sudah standby di dalam kapal. Dan saya mindahin mobil ke samping dermaga tempat kapal suami pindah.

Sambil nunggu kapalnya pindah ke dermaga, saya iseng-iseng aja sambil bersihin dalam mobil yang kuwotornya naudzubillah. Banyak remah-remah roti, permen,plastik. Buset niy bocah bawa apaan siy sebelum naik ke mobil. Mobil berasa kayak truk sampah.

Setelah saya bersih-bersih mobil sambil nyanyi-nyanyi geje, kapal suami finally sandar di dermaga. Saya hanya memperhatikan detik-detik kru melempar tali dan mengikat tali sandar. Gak lama suami dan anak-anak pun turun dari kapal. Mereka berlari ke arah saya sambil teriak Mamaaa...!. 

Sampai di dalam mobil, suami bercerita kalau di dalam lorong kapal, Kakak sempat bilang takut dan si adek juga ikut-ikutan bikin suasana horor. Di dalam lorong itu adek ketawa-ketawa sambil nunjuk ke sudut lorong. Seolah-olah sedang ketawa dengan seseorang, padahal di dalam lorong itu gak ada siapa-siapa. Oke lah ya, slamet mommy gak ikutan nak..cobao ikut, wes lari banter nak.
  • Kakak Gak Mau Ke Dokter Ma
Sepulang dari tempat suami kerja, kami memutuskan untuk ke Plaza Surabaya atau yang lebih dikenal dengan Delta Plaza. Saya butuh nyalon beibihhh...rambut uwes acak-acakan. Perlu dipotong dan dibentuk lagi. Mumpung ada suami gitu, jadi dia bisa jadi papisitter kan yess.

Kami memutuskan untuk parkir ke dalam gedung berhubung masih turun hujan. Sebenernya bisa aja parkir di lapangan terbuka sebelah Monkasel, tapi karena hujan ya males.

Untuk masuk ke gate parkiran dalam gedung, loket parkirnya di antara pintu KFC Plaza Surabaya dan Hotel Horison (Dulu bernama Radisson Hotel). Jadi saat suami sedang menunggu si mbak ngetik karcis parkir, depan kami sudah lorong untuk naik masuk ke parkiran dalam gedung. Suasana dalam lorong parkiran memang gelap dengan penerangan remang-remang warna biru. 

Seketika itu juga kakak nehhh..pake acara ngagetin lagi. Masih gak puas juga cerita ketakutan di dalam lorong kapal.

"Ma, Kakak gak mau ke dokter"

"Lha sapa yang ke dokter. Kakak tau kan ini delta plaza kak". Kami sebenernya juga sudah berkali-kali kemari. Jadi kalo dia gak hafal juga mustahil.

"Kakak gak sakit lo, sudah sembuh. Gak mau ke dokter"

"Mana ke dokter, ini mall kak"

Dan saya langsung teringat kalo gedung Delta Plaza ini sebenernya dulu adalah RS jaman belanda. Bangunannyapun juga bangunan tua, cuma mengalami pugar di beberapa tempat seperti pintu utama masuk ke mall,di cat temboknya dan liftnya direnovasi dan dipermanis biar gak horor. Pokoknya gedung ini lumayan lejen di kalangan masyarakat Surabaya. Siapa yang gak kenal dengan horror urban legend dari mall bekas rumah sakit ini.

Plaza surabaya source:wikimapia


Mungkin si kakak saat itu ngeliat ada sosok dokter atau suster jaman dulu penghuni mall ini sliwar sliwer kali ya. Tapi waktu itu posisi masih nunggu karcis parkir dari si mbak di loket dan belum masuk ke lorong parkiran gedung. Hiii...saat saya mengetik inipun terasa merinding. mengingat memang banyak cerita serem tentang mall ini. Ah males ah jabarinnya cerita apa aja, silakan di google. Soalnya saya masih merinding.

Yah itu tadi sekelebat pengalaman pribadi saya dengan cerita hasil penglihatan anak-anak. Ada yang bilang memang anak-anak bisa melihat makhluk halus secara mereka masih belum punya dosa. Tapi yooo...ojok jujur-jujur tah nak dengan cerita ke emakmu ini. Mommy ini super penakut, gak berani di rumah. Apalagi ayah kalian sering dinas ke luar kota, piye gak ngungsi ke rumah kakek nenek kalo gini ceritanya.





Read More

Monday, October 24, 2016

[Review] : LT Pro Eyeshadow Primer & Sariayu Eye Shadow Borneo B02


Wahhh..udah deh seperti air terjun sis! hihihihi. Begitu gaji masuk, syuuttt...melipir ke toko mainan perempuan. Lipstik, eyeshadow, blush on digrebek seperti satpol pp. It's in our blood ladies, untuk segera menghamburkan uang beli peralatan perang macem make up. Untuk siapa? ya tentyuuu..untuk pasangan donk biar gak nampak mbladus. Cuman akhir-akhir ini alasan lebih tepatnya biar tetep kece kalo foto-foto pas hang out sama temen hihihi. Tetep ya, sebaiknya gunakan uang sebijak mungkin untuk membeli barang-barang. Apakah saya memerlukan barang ini? atau cuma laper mata. 



Ok, buat yang lagi butuh review eyeshadow dan juga primernya. Saya beberapa waktu lalu iseng hunting eye shadow primer. Alasannya siy simple, kepengen tau gimana caranya siy supaya eyeshadow kita nempel dan gak malu-malu untuk keluar warnanya. 

  • LT Pro Eyeshadow Primer
Denger tentang eyeshadow primer itu udah lama, mungkin sekitar tahun 2012. Waktu itu saya lagi di Dubai dan nemenin tante saya ke Dubai Mall untuk mampir ke salah satu gerai make up favoritnya. Terus tante saya langsung ngomong tuh ke BA nya untuk beli primer. Saya nanya, buat apaan tante?. Katanya siy supaya eyeshadow kita lebih tahan lama. Saya pernah tuh ngalamin kegagalan eyeshadow. Pas lagi dendong udah yess niy ceritanya. Eh setelah beberapa lama, mbleber aja eyeshadownya dan memudar. Pas lagi kongkow sama temen dan niatan foto-foto, musti retouch up lagi. Dan itu ngebetein, iya kalo penerangan di ruangan itu bagus untuk ngulas-ulas eyeshadow. Kalo mau ke kamar mandi, ieeuuwww..males juga diliatin cewek-cewek yang lagi antri untuk pepi. Nah, eyeshadow primer ini fungsinya membantu kita supaya gak perlu retouch up lagi.


Keterangan pada box

Lagi-lagi saya membeli brand lokal punya keluaran LT Pro atau yang lebih kita kenal dengan La Tulip Pro. Dimaksud untuk dikeluarkannya lini make up ini untuk para MUA profesional atau yah...buat kita-kita bukan MUA tapi jago dandan. Brand ini keluaran dari PT. Rembaka yang berada di Sidoarjo. Waktu nanya-nanya ke BA nya, diklaim kalo eyeshadow primer ini berfungsi untuk membuat warna dari eyeshadow kita lebih keluar warnanya dan gak malu-malu lagi. Selain itu juga memudahkan kita untuk membaurkan eyeshadow di kelopak mata. Ujung packagingnya berbentuk tube berulir. Kalo mau menggunakan primer ini tinggal dipencet. Ukurannya kecil dengan berat 5 gram. Tapi ini udah cukup kok untuk pemakaian berbulan-bulan.



Ingredients
Warna primer ini seperti warna foundation dengan tekstur yang cukup lembut dan gradakan. Diulaskan ke kelopak mata tipis-tipis aja ya biar gak terlalu nyentrong ntar. Coba kita lihat perbedaan tanpa primer dan dengan primer.



Kanan: tanpa primer
Kiri : dengan primer

Aduhh maafkan kalo kira-kira gambarnya gak terlalu jelas. Pake kamera hp siy, mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa yak beli kamera agak bagusan biar ketjeh topan untuk foto-foto produk. Oke, pada gambar di atas, saya menggunaka eyeshadow Sariayu Borneo B02 (setelah ini direview). Saya coba yang warna pink. Ulasan sebelah kiri itu dengan primer sedangkan yang sebelah kanan itu tanpa primer. Bisa dilihat kan ada perbedaan walopun mungkin agak gak begitu jelas niy ngejepretnya. Kalo tanpa primer, warna pinknya agak kurang kuat dan lebih menyatu dengan tone kulit tangan saya. Jadi terlihat pink pucat. Kalo saya ulaskan primer kemudian ditimpa dengan eyeshadow, baru deh pinknya gak terlihat pucat, agak berani dikit untuk step up. Bisa dilihat lagi dengan gambar di bawah ini. 

Kiri : dengan primer
Kanan : tanpa primer

So far, saya puas dengan kemampuan primer dari LT Pro ini. Harganya pun juga affordable. Saya beli di The Grand Palace dengan harga mungkin 60ribuan, karena waktu itu lagi ada diskon 20%. Ukurannya yang compact praktis bisa dibawa kemana-kemana. Kalo ditanya bakalan repurchase? mungkin enggak. Karena saya masih dan masih kepingin explore lagi produk yang baru.

  • Sariayu Eyeshadow Borneo B02

Masih dan gak bosennya saya ngereview eyeshadow local brand negeri kita. Walaupun eyeshadow ini sebenernya trend warna lawas (Trend Warna 2014), tapi sokelah ya. Gak nahan liat warna pastel nan baby bala bala ini.

Salah satu BA Matha Tilaar di Royal Plaza Surabaya ngontak saya kalo lagi ada pameran, dan all item diskon 20% no minimum purchase. Mayan niy bisa nimbun beberapa produk saya yang sudah hampir habis. Termasuk beli eyeshadow seri Borneo. Kebetulan saya belum punya dan memang lagi cara warna yang pastel dan soft. Jatuhlah pilihan saya ke Sariayu Eyeshadow Borneo B02.



No animal testing is important

Packagingnya masih sama dengan palet eyeshadow lainnya yang sudah saya bahas. Terdiri dari 3 warna yaitu kuning, biru agak muda dan juga pink yang lembut. Sudah termasuk kuas kecil dancermin di dalamnya untuk membantu merias. Gak lupa juga emboss bunga di eyeshadownya. jadi nambah lucu dan sayang untuk ditolet-tolet sama kuas eyeshadow. Pada bagian depan packagingnya tentu gak ketinggalan gambar burung Enggang atau Burung Rangkong.

Burung Enggang ini hidup di Kalimantan dan Sumatera. Dalam budaya Kalimantan, Burung Enggang merupakan simbol "Alam Atas" atau alam kedewataan yang bersifat maskulin. Dalam budaya Dayak, Burung Enggang diwujudkan dalam bentuk ukiran. 

Ada cerita budaya menarik niy dari Suku Dayak. Mereka percaya ada suatu makhluk yang disebut-sebut sangat agung, sakti, ksatria, dan berwibawa. Sosok tersebut konon menghuni gunung di pedalaman Kalimantan, bersinggungan dengan alam gaib. Pemimpin spiritual, panglima perang, guru, dan tetua yang diagungkan. dikenal sebagai panglima perang Dayak yakni Panglima Burung.

Menurut kepercayaan masyarakat Dayak, Panglima Burung adalah sosok yang kalem, tenang, penyabar, dan tidak suka membuat keonaran, sakti dan kebal. Ini sesuai dengan tipikal orang Dayak yang juga ramah dan penyabar, bahkan kadang pemalu. Dalam kehidupan bermasyarakat, orang Dayak bisa dibilang cukup pemalu, tetap menerima para pendatang dengan baik-baik, dan senantiasa menjaga keutuhan warisan nenek moyang baik religi maupun ritual. 

Saking menghargai terhadap Burung Enggang, hal itu juga dituangkan ke dalam tarian tradisional Dayak, yaitu Tari Kancet Lasan. Yaitu tarian yang menggambarkan kehidupan sehari-hari Burung Enggang, burung yang dimuliakan oleh Suku Dayak sebagai tanda keagungan dan kepahlawanan. Tarian ini mengikuti gerak gerik burung tersebut saat terbang melayang dan bertengger di pohon. (source : borneonews-borneoku.blogspot.co.id)

source: borneonews-borneoku.blogspot.co.id

Menarik sekali ceritanya, nah sekarang nyok kita lanjot ke review. Saya lagi-lagi tidak menggunakan kuas yang terdapat pada palet eyeshadow ini, tetapi menggunakan kuas saya sendiri. Kalo lihat swatch di bawah, saya hanya mengulaskan biasa tanpa primer. jadi warna eyeshadow di tangan saya ini natural bawaan dari sononya. Warna-warnanya cukup kalem lemah gemulai. Cucok deh kalo untuk daily use hang out tipis-tipis sama temen atau kalo kepengen dandan ala 60s disco fever, pake baju warna pastel yang cute ala KPOP girls band macem T-ara di lagu Roly Poly dance version.

Hasil swatch tanpa primer dengan pencahayaan  natural indoor

Walopun warnanya pada bayi-bayi semua alias baby, tapi cukup pigmented dan mudah untuk keluar. Sekali lagi hal yang selalu saya apresiasi terhadap eyeshadow sariayu ya ini niy. Saya cukup puas dengan warna ini, menambah koleksi palet eyeshadow saya. Harganyapun juga masiiihhhhh terjangkau sama dompet, 60ribuan *lupa-lupa inget tepatnya berapa.

Di sini saya mencoba berkreasi dengan 2 cara. Untuk kelopak mata kanan, saya menggunakan 3 warna. Pink diulaskan ke seluruh kelopak mata, biru muda untuk sudut, dan warna kuning sebagai highlighter dan mengisi bawah alis.

Zoom out



Zoom in


Sedangkan untuk kelopak mata kiri, saya hanya menggunakan 2 warna saja yang ada dalam palet, yaitu pink dan kuning. Pink diulaskan pada seluruh kelopak mata dan warna kuning pada sudut mata, kemudian dibaurkan. Dilanjutkan warna kuning untuk mengisi tulas alis. Berhubung sekarang lagi trend warna yang mengadaptasi dari warna-warna pastel buah seperti lemon dan jambu biji, nah sekarang saya kreasikan. Cocok untuk make up yang kalem dan hang out with the ladies, atau untuk jalan-jalan aja di toko buku, mana tau bisa ketemu cowok ketjeh *ahhseekk.


Zoom out


Zoom in











Alrighty, that's all review saya tentang 2 produk hasil kebluwuk buruan saya. Semoga bermanfaat buat yang lagi maju mundur mau beli primer dan eyeshdaow ini. Kalo dibilang worth it? iya worth it kok. Gak bikin kantong jebol dan juga warnanya masih bisa dibilang all the time colours alias gak bakal basi. 







Read More

Sunday, September 25, 2016

Glam Dust : [Review Shimmering Powder dan Bronzer]

Courtesy of darquebazaar.com

Kalau mau step up di suatu acara, saya itu sukanya kelihatan glam, stunning, dan unforgettable in a positive way. Semacam pencitraan untuk meninggalkan kesan yang baik, hihihi. 

Merasa gak, kalo kita dapet undangan ke suatu acara atau event, baik itu event kondangan, ulang tahun, arisan, sampai sunatan, kita bingung sendiri "aduh pake baju apa!", "rambutnya harus digimanain?", "jilbabnya?", "terus make upnya sapa yang makein?", "sepatunyaaa?". Jawabannya iya? sama tuh kayak saya. Kalo dapet invitation lak mesti heboh sendiri harus tampil seperti apa. Banyak maunya, tapi kapabilitas untuk dandan belum pro seperti MUA apalagi kalo urusan hairdo. 

Pernah untuk ngakalin kepandaian-bermake-up-saya-yang-oh-so- ini, akhirnya untuk finishing touchnya saya gunakan debu-debu berkilauan. Yup, glitter!. Gak mau donk kitanya udah ngabisin waktu 2 jam untuk dendong tapi malah keliatan yah kayak biasanya di rumah aja. Glitter, shimmering powder dan bronzer ini salah satu peralatan tempur saya untuk maksa tampil stunning.

Ada beberapa shimmering powder dan bronzer yang saya gunakan. Mari kita oprak-oprak bersama.

  • Anna Sui Loose Face Powder #200
Jewellery Box Look Alike Packaging
Andalan dari Anna Sui ini adalah packagingnya yang super cute dan bergaya vintage. Siapa yang bisa nolak packaging seperti ini?. Saya sebenernya dari dulu sudah naksir dengan loose face powdernya tapi baru kesampaian beli kira-kira 2 tahun yang lalu, hehehe. Baru sempat review in sekarang.



Waktu itu lagi ada sale cuci stok untuk no.200, saya lupa berapa tepatnya, saya beli sekitar 350 ribuan gitu. Seri ini warna powdernya adalah lavender, jadi pastel keungu-unguan gitu. Agak lucu juga make ungu kayak mau kemana?.

Boxnya tetap dengan embose bunga mawar kesukaan Anna lah yiauw. Kalo kita buka kemasannya, ada puff powdernya yang berbahan seperti bulu yang haluuusss banget. Saking halusnya, saya sampai hati-hati bener untuk megangnya, takut rusak dan mbrodol. Jeng Anna Sui juga tidak lupa untuk tetap memasukkan scent tea rose kesukaannya ke bedak ini. Wanginya juga saya suka. Menenangkan dan gak heboh disco. Andaikan tetep nempel di muka pun toh saya gak keberatan. Mana tau pas di suatu acara ketemu sama abang David Beckham, jadinya saya sudah ready aja kalo doi mau nyipok pipi. Tinggal sodorin aja. 


Bedak ini sudah mengandung SPF 16. Tapi bukan berarti kita melupakan fungsi dari sunblock ya sebelum beraktivitas di luar ruangan. 
Pastel Purple Sheer



Waktu saya coba bedakin ke tangan, warna lavender yang tadinya saya sempat skeptis takut seperti wajah orang kekurangan oksigen, ternyata gak kentara. Lebih ke shimmer-shimmer gitu. Jadinya cocok kalo dipake sebagai finishing touch setelah make up an ketimbang dipake untuk sehari-hari seperti kita pake two way cake atau loose powder warna kulit wajah natural kita. Shimmernya gak terlalu kelihatan kecuali kita melihatnya dari jarak dekat *Gak juga harus pake mikroskop*, which is good. Saya pun juga gak mau kalo orang melihat saya berkilauan dari jarak jauh seperti Edward Cullen. 

  • Mykiajy Censored Shimmering Dust
Source mall.sayidaty.net

Censored Shimmering Dust dari Mykiajy ini termasuk yang saya jagokan. Numero Uno!. Glitternya saya suka dan wangi parfum pada shimmering dust ini saya suka banget. Gak seperti wangi tea rosenya Anna Sui. Tapi lebih ke wangi yang glam!. Dan saya pun merasa glam chic!.


Saya dapat shimmering dust ini dari tante saya yang tinggal di Dubai. Brand Mykiajy ini sebenernya brand dari Middle East. Pertama kali saya mengenal brand ini waktu saya masih di Oman tahun 2009-2011. Salah satu rekan kerja saya saat itu memakai eyeliner warna hijau yang shimmernya kecehh yeah beibeh dan saya besoknya meluncur ke storenya untuk nyari eyeliner yang sama hihi. 

Shimmer di powder puffnya berwarna gold metallic

Powder puffnya lembuuuttt banget, sama seperti powder puff Anna Sui, sayapun gak berani terlalu heboh pegangnya, takut rontok nanti saya nangis. Soalnya kalo mau beli jauh banget harus ke Dubai dulu.
Golden Metallic Sheer
Oke, sebenernya shimmering dust saya ini udah mau-mau habis, jadi untuk contohnya saya tepukin ke tangan gak begitu banyak. Warna dari shimmering dust yang ini lebih ke gold metallic. Cocok kalo dipake ke badan seperti area leher dan dada kalo pake dress biar lebih keliatan glam. Atau ke tangan dan bahu kalo pake strap dress.  Bisa juga ke wajah siy kalo memang mau nampak hey y'all i'm here!.

  • NYX Loose Powder LFP 02 Pinky Shimmer



Nah, yang satu ini sebenernya salah beli. Eh bukan ding, lebih tepatnya pikiran lagi tabrakan. Kan waktu jalan-jalan lihat mainan lenongan, mau beli bedak untuk finishing touch. Harusnya beli yang warnanya putih itu jadi biar kesannya ada aksen silver. Gak tau kenapa malah ambil yang pink. Soalnya waktu jalan-jalan, di kepala ini mikirnya cari cream blush on pink siy, jadi warna pink sakses nyantol di kepala dan ngikut kemana-mana. Ah ya sudah lah, apa mau dikata, toh suatu saat juga kepake *suatu saat yang gak tau kapan.

Di loose powder NYX ini gak ada scent apa-apa. Kalopun ada tapi gak kecium, sejauh ini saya gak bisa menemukan aroma apapun. Takut bersin-bersin kalo berusaha keras menghirupnya. Bagusnya sudah mengandung SPF juga.



Loose powder NYX ini cuma saya gunakan untuk finishing touch setelah pake make up berat macem mau ke acara party-party. Hint pinkynya gak begitu kentara, selama gak terlalu tebel aja nepuk-nepukinnya. 


  • Rimmel Sunshimmer Shimmering Maxi Bronzer
Indonesia ini kan negara tropis yah. Mataharinya udah cukup menyengat dan kitanya sendiri sudah diberi anugerah warna kulit eksotis. Gitu yah masih aja saya keblinger beli bronzer. Gak tau tujuannya apaan. Mau dandan ala-ala summer time, toh di Surabaya uwes cukup nylekit sinar mataharinya. Keluar 5 menit aja udah sakses bikin kulit nyoklat banget. Biar dibilang habis sun tanning untuk nepe-nepein bang David Beckham, toh saya juga bukan bule. Ya ini akibat keseringan nonton film yang artisnya suka sun tanning. 

Ya wes lah ya, toh juga sudah dibeli, dan saya penasaran, kira-kira cucok gak kalo dipake untuk nyoklatin ala-ala habis dari pantai. Gambar di atas saya ambil dari makeupalley.com, dikarenakan bronzer Rimmel saya ini hancur lebur habis dibuat mainan sama bocah2 *teteup. Tapi masih bisa dipake kok.

Rimmel Sun Shimmer Maxi Bronzer ini saya beli waktu di Canada, yah udah agak lamaan siy, but worth to try. Saya biasanya menggunakan ini kalo butuh sentuhan sunkissed di area pipi, dahi, dan dagu. Kadang-kadang saya malas pake contour. Harus sculpting wajah bagian ini itu, ribet. Jadi saya kalo lagi kepingin tampilan natural dengan aksen warna kulit natural glam agak ketembaga-tembagaan, ya cukup disapukan bronzer ini.

Kadang kalo ada event atau party dan lebih kepingin terlihat sedikit eksotis, saya gunakan di area leher, bahu, tangan, dan kaki kalo pake skirt. 


Kalo diaplikasikan ke kulit kita, warnanya lebih ke bata dan shimmernya pun juga sedikit, gak terlalu mencolok. Jadi kadang kalo saya pengen lebih glittering, saya tambahin sendiri shimmer powder. Dan juga bisa loh dipake sebagai blush on, asal tipis aja, karena bronzer ini bukan main pigmentednya. Warnanya keluar banget. Pernah saya sapukan asal aja karena waktu itu buru-buru dan pencahayaan di ruangan juga kurang. Walah, hasilnya coreng moreng seperti habis numpukin batu bata ratusan terus ngusapin tangan ke muka, hahaha. Jadi cukup disapukan tipis-tipis aja di area wajah yang diinginkan. Kalo untuk badan usahakan juga rata. Gak mau kan keliatan seperti gak rata gitu sun tanningnya.

Saya gunakan bronzer untuk menonjolkan tulang pipi

Bronzer dengan pencahayaan outdoor

Oke, di sini saya gunakan bronzer di area dahi, tulang pipi sampai ke atas dekat mata untuk kesan sunkissed

Kekurangan dari shimmering powder ini menurut saya kurang tahan lama kalo dipake polosan. Jadi lebih baik kalo kita menggunakan moisturizer terlebih dahulu baru ditimpa dengan shimmering powder. Yah, kecuali kalo pas di acara banyak cipika cipiki, itu beda lagi hihihi. Oke, sekian untuk review shimmering powder dan bronzer yang saya punya. Mudah-mudahan membantu dan bermanfaat ya buat yang lagi hunting.

Xoxo,
















.





Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Subscribe My Channel Youtube

Follow my Instagram

Instagram

Followers

Categories

none

none

Text

Featured Posts

Total Pageviews

Pages

Thank you sudah masuk ke blog ini. Jangan lupa tinggalkan komen dan follow ya, nanti aku follow balik

Copyright © Rusty Fingers | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com